BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perang Teluk 2 adalah suatu konflik
yang terjadi ketika Irak menyerbu Kuwait untuk menguasai daerah-daerah
disekitarnya dan ingin merebut kekayaan minyak yang dimiliki Kuwait dibawah
pimpinan Saddam Husein. Hal ini sangat mempermudah gerak Irak karena kekuatan
militer Kuwait yang kecil dan sangat minim. Selain itu, Amerika Serikat menuduh Irak telah mengembangkan
senjata nuklir dan senjata pemusnahan massal lainnya. PBB diturunkan di Irak
untuk membuktikan tuduhan tersebut. Mereka bergabung dalam United Nations
Monitoring Verification Commision (UNMOVIC). Setelah diadakan penyelidikan
ternyata tidak ditemukan bukti bahwa Irak mengembangkan senjata pemusnah
massal. Atas perintah Presiden W. Bush, Amerika Serikat dan sekutunya
melancarkan serangan ke Irak pada tanggal 21 Maret 2003 dengan maksud tujuan yang lain.
Itulah
sekilas dari gambaran latar belakang masalah yang akan di bahas dalam makalah
ini, mengenai faktor penyebab, jalannya Perang Teluk 2, akibat dari perang, dan
dampak dari adanya perang tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
faktor yang menyebabkan terjadinya Perang Teluk 2 ?
2. Bagaimana
Jalannya Perang Teluk 2 ?
3. Apa
saja akibat dari perang Teluk 2 ?
4. Apa
dampak dari adanya Perang Teluk 2 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya Perang Teluk 2
2. Untuk
mengetahui jalannya Perang Teluk 2
3. Untuk
mengetahui akibat dari perang Teluk 2
4. Untuk
mengetahui dampak dari adanya Perang Teluk 2
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah konflik di timur tengah kembali mereda
setelah konflik antara irak dan iran yang akhirnya diselesaikan dengan
disetujuinya perundingan perjanjian kembali. Konflik kembali terjadi di timur
tengah, konflik ini menyangkut dua negara penghasil minyak yaitu irak dan kuwait. Meskipun kekuatan militer Kuwait mendapat
bantuan dari Amerika Serikat, namun bagi Irak itu masih tetap mudah untuk
menguasai Kuwait yang pada saat itu hanya memiliki 20.000 tentara, dan sebagian
besar dari tentara itu pun tidak terlatih. Oleh karena itu, dalam waktu singkat
Irak berhasil menduduki wilayah Kuwait tanpa ada perlawanan berarti dari pihak
Kuwait. Bahkan raja dari kuwait saat itu, Ahmad El Sabah melarikan diri ke Arab
saudi untuk meminta perlindungan.
A.
Faktor
Penyebab Perang Teluk 2
1. Terjadinya pelanggaran kuota minyak yang dilakukan
oleh Kuwait, Arab dan Uni Emirat Arab sehingga produksi minyak melimpah, akibat
harga minyak anjlok. Irak waktu itu mengandalkan pendapatan negara dari
sektor minyak sangat terpukul dengan
peristiwa ini. Irak yang waktu itu sedang membangun negaranya yang rusak akibat
perang melawan Iran.
2. Ambisi Saddam Husein untuk tampil sebagai orang nomor satu dan dihormati
didunia Arab.
3. Kuwait dituduh mencuri minyak Irak di Padang Rumelia
yang terletak diperbatasan kedua negara ( dipersengketakan )
4. Sebab khusus yaitu adanya serangan Irak terhadap
Kuwait tanggal 22 Agustus 1990 yang berhasil
menduduki Kuwait.
Invasi Irak
ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah perang delapan tahun
dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai
pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan
produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein
sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla
sekalipun pada pasca-perang
melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara
gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat
warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah
Turki.
B.
Jalannya
Perang Teluk 2
Sekitar
80.000 pasukan Irak memasuki perbatasan Kuwait pada tanggal 2 Agustus 1990.
Dalam waktu singkat berhasil menguasai Kuwait. Kuwait cepat dikuasai Irak,
karena Kuwait merupakan negara kecil dengan kekuatan militer yang tidak
sebanding dengan Irak.
Penguasa
Kuwait oleh Irak mendapat reaksi keras dari negara-negara di sekitar Teluk
Persia, negara-negara Barat, dan PBB. Pada tanggal 29 November 1990 Dewan
Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi No. 660 yang menyatakan pasukan Irak harus
ditarik mundur dari Kuwait paling lambat tanggal 17 Januari 1991, jika tidak
Irak akan berhadapan dengan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat. Dewan
Keamanan juga mengeluarkan Resolusi No. 661 yang berisi pemberian sanksi
ekonomi kepada Irak.
Untuk
menghindari perang antara Irak dan pasukan koalisi diupayakan melalui
perundingan. Pada tanggal 30 November 1990 Presiden Amerika Serikat George Bush
menawarkan perundingan langsung dengan Irak. Tawaran tersebut gagal karena
tidak ada kesepakatan tentang waktu perundingan dari kedua belah pihak.
Sampai
dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh resolusi PBB, yaitu tanggal 15
Januari 1991 ternyata pasukan Irak tidak ditarik mundur dari Kuwait. Sehingga
pada tanggal 17 Januari 1991 pasukan koalisi melakukan agresi ke Irak.
Operasi
militer pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat dikenal dengan sebutan “Operasi Badai Gurun” (Desert Storm
Operation). Irak dibombardir oleh pesawat-pesawat pasukan koalisi. Dalam perang
tersebut terjadi unjuk persenjataan. Pihak koalisi menjatuhkan rudal Patriot
untuk menangkal rudal-rudal Scud milik Irak. Rudal juga ditembakkan ke ibu kota
Israel, Tel Aviv, karena Irak mencurigai Israel terlibat dalam serangan
kenegaraannya.
Perang
darat pun tidak dapat dihindarkan. Pasukan koalisi menyerang posisi Irak di
Kuwait pada tanggal 24 Februari 1991. Perang yang terus berlangsung telah
menelan korban jiwa dan beberapa tanker minyak. Protes anti perang terjadi di
berbagai kota di dunia. Hingga akhirnya pada tanggal 27 Februari 1991 wakil
Irak di PBB menyatakan Irak menerima semua resolusi Dewan Keamanan PBB tanpa
syarat.
C. Akibat Perang Teluk 2
Secara umum Perang Teluk 2 membawa
beberapa akibat sebagai berikut :
1.
Peranan
Amerika Serikat semakin dominan dalam politik Timur Tengah.
2.
Amerika
Serikat berhasil memperoleh pangkalan militer di Dahran (Arab Saudi) untuk
melindungi Israel sebagai sekutu terpentingnya di Timur Tengah.
3.
Konflik
Teluk membuka mata dunia internasional perlunya penyelesaian secepatnya,
khususnya masalah nasib Palestina.
4.
Irak
meninggalkan Kuwait dengan mengakibatkan kehancuran yang parah di kedua belah pihak, baik Kuwait maupun
Irak.
Setelah
beberapa tahun krisis Kuwait berakhir, memasuki tahun 2002 terjadi konflik
antara Irak dengan pihak Amerika Serikat. Melalui PBB, AS menuduh Irak telah
mengembangkan senjata nuklir dan senjata pemusnahan massal lainnya.
Beberapa
penyidik yang dibentuk PBB diturunkan di Irak untuk membuktikan tuduhan
tersebut. Mereka bergabung dalam United Nations Monitoring Verification
Commision (UNMOVIC), yaitu tim inspeksi senjata PBB yang ditugaskan untuk
menyelidiki adanya usaha pengembangan senjata pemusnah massal Irak. Pemimpin
UNMOVIC adalah Hans Blix.
Untuk
kepentingan tersebut PBB mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1441 pada
tanggal 18 November 2002. Isi resolusi tersebut adalah menuntut Irak untuk
mengizinkan dan memberikan akses sepenuhnya kepada UNMOVIC dan International
Atomic Energy Agency (IAEA) atau Badan Energi Atom Internasional, untuk
meneliti segala hal yang berkaitan dengan persenjataan yang dimiliki Irak.
Setelah
diadakan penyelidikan ternyata tidak ditemukan bukti bahwa Irak mengembangkan
senjata pemusnah massal. Atas perintah Presiden W. Bush, Amerika Serikat dan
sekutunya melancarkan serangan ke Irak pada tanggal 21 Maret 2003 dengan tujuan
sebagai berikut :
1.
Membentuk
pemerintahan boneka di Irak.
2.
Melindungi
Israel dari serangan bangsa Arab terutama Irak.
3. Menggulingkan Saddam Husein dari
kursi kepresidenan. Saddam Husein dianggap membahayakan perdamaian dunia dan
berkolaborasi dengan teroris internasional pimpinan Osama bin Laden.
Dalam serangan tersebut pasukan Irak
berhasil dilumpuhkan dan menangkap Saddam Husein. Pengadilan terhadap Saddam
diserahkan kepada pemerintahan Irak yang baru, namun tetap di bawah pengawasan
pasukan Amerika Serikat.
Pengadilan Irak akhirnya menjatuhkan
hukuman mati kepada Saddam Husein atas tuduhan pembunuhan massal warga Kurdi.
Saddam Husein meninggal di tiang gantungan pada tanggal 29 Desember 2006.
D.
Dampak
Perang Teluk 2
Perang Teluk 2 menimbulkan dampak yang cukup besar.
Dampak tersebut sebagai berikut :
1.
Bagi
pihak Irak:
a. Irak membayar ganti rugi kepada Kuwait
b. Irak harus mengizinkan tim inspeksi nuklir PBB
memeriksa nuklir Irak
c. Irak terkena embargo ekonomi.
d. Timbulnya semangat anti-Amerika
e. Negara dan perekonomian Irak rusak berat karena
gempuran tentara multinasional dan blokade ekonomi serta embargo yang
diterapkan PBB
f.
Konflik
teluk mempercepat proses perdamaian Iran – Irak yang sebelumnya berjalan
tersendat-sendat, karena sebelumnya Baghdad bersikeras
mempertahankan pendiriannya.
g. Konflik teluk telah membuka kembali perhatian dunia
tentang perlunya penyelesaian segera seluruh masalah Timur Tengah.
2.
Bagi
Pihak Kuwait:
Ladang-ladang minyak Kuwait rusak berat karena dibakar
oleh Irak.
3.
Bagi
Pihak negara ke tiga:
a. Perpecahan negara-negara Arab
b. Amerika Serikat berhasil memperoleh pangkalan militer
di Dahran (Arab Saudi) untuk melindungi Israel sebagai sekutu terpentingnya di
Timur Tengah.
c. Peranan Amerika Serikat semakin kuat di Timur Tengah
d. Kekuatan Israel semakin tidak ada tandingannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
:
Dari
uraian makalah tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Perang Teluk 2 adalah suatu konflik yang terjadi
ketika Irak menyerbu Kuwait untuk menguasai daerah-daerah disekitarnya dan
ingin merebut kekayaan minyak yang dimiliki Kuwait dibawah pimpinan Saddam
Husein. Walaupun awalnya Kuwait telah membantu Irak dengan menyuplai minyak
secara gratis. Meskipun kekuatan
militer Kuwait mendapat bantuan dari Amerika Serikat, namun bagi Irak itu masih
tetap mudah untuk menguasai Kuwait yang pada saat itu hanya memiliki 20.000
tentara, dan sebagian besar dari tentara itu pun tidak terlatih. Oleh karena
itu, dalam waktu singkat Irak berhasil menduduki wilayah Kuwait tanpa ada
perlawanan berarti dari pihak Kuwait. Kemudian munculah konflik tuduhan Amerika kepada Irak yang
telah mengembangkan senjata nuklir dan senjata pemusnahan massal lainnya. Namun
setelah diteliti ternyata tuduhan itu salah kemudian Amerika Serikat bersama
sekutunya melakukan serangan terhadap Irak tanggal 21 Maret 2003. Dalam
serangan tersebut pasukan Irak berhasil dilumpuhkan dan menangkap Saddam Husein
yang dianggap membahayakan perdamaian dunia dan berkolaborasi dengan teroris
internasional pimpinan Osama bin Laden.
Dari peristiwa tersebut timbulah dampak-dampak dari berbagai bidang, seperti bidang ekonomi,
sosial, militer, politik. Dampak tersebut banyak merugiakan negara-negara
bersangkutan seperti Irak, Kuwait, Amerika Serikat maupun bagi pihak negara
ketiga seperti Arab Saudi, Israel dan wilayah Timur Tengah.
DAFTAR PUSTAKA
Mustopo,
M Habib dkk. 2014. Sejarah :Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Yudhistira
www.gurupintar.com
www.sejarah-negara.com
www.shirunomi.blogspot.co.id
www.wikipedia.com