BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Keadaan ekonomi, keuangan, politik dan pemerintahan
pada awal kemerdekaan Indonesia belum memuaskan semua pihak. Hal itu disebabkan
banyaknya kendala yang harus dihadapi, terutama
Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia. Dalam laporan ini kami membahas
mengenai Keadaan Ekonomi Indonesia pada Awal Kemerdekaan. Pada awal
kemerdekaan, perekonomian Indonesia sangat memprihatinkan ditambah dengan
inflasi yang tak terkendali. Inflasi bersumber dari masih beredarnya mata uang
rupiah masa pendudukan Jepang yang sulit dikontrol. Pemerintah Indonesia
sendiri tidak dapat melarang beredarnya mata uang rupiah Jepang karena belum
ada penggantinya. Kas negara kosong, sedangkan pemasukan dari pajak dan bea
masuk lainnya terbatas. Sebaliknya, pengeluaran sangat besar. Keadaan itu
semakin diperparah dengan blokade ekonomi yang dilakukan oleh pihak Belanda. Usaha-usaha untuk menembus blokade ekonomi
yang dilakukan oleh pihak Belanda dilaksanakan oleh pemerintah dengan berbagai
cara.
- Rumusan Masalah
1. Apa penyebab memburuknya
keadaan ekonomi dan keuangan di indonesia pada awal kemerdekaan ?
2. Apa usaha pemerintah untuk menembus
blokade ekonomi oleh Belanda?
3. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi kesulitan ekonomi?
BAB II
PEMBAHASAN
- Faktor-Faktor Penyebab Memburuknya Keadaan Ekonomi Dan Keuangan Di Indonesia Pada Awal Kemerdekaan
Pada akhir pendudukan Jepang dan
pada awal berdirinya Republik Indonesia keadaan ekonomi Indonesia sangat kacau.
Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Inflasi
yang sangat tinggi (Hiper-Inflasi).
Penyebab terjadinya inflasi ini
adalah beredarnya mata uang pendudukan Jepang secara tak terkendali. Pada saat
itu diperkirakan mata uang Jepang yang beredar di masyarakat sebesar 4 milyar.
Dari jumlah tersebut, yang beredar di Jawa saja, diperkirakan sebesar 1,6
milyar. Jumlah itu kemudian bertambah ketika pasukan Sekutu berhasil menduduki
beberapa kota besar di Indonesia dan meguasai bank-bank. Dari bank-bank itu
Sekutu mengedarkan uang cadangan sebesar 2,3 milyar untuk keperluan operasi
mereka. Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat inflasi ini adalah
petani. Hal itu disebabkan pada zaman pendudukan Jepang petani adalah produsen
yang paling banyak menyimpan mata-uang Jepang.
Pemerintah Republik Indonesia yang
baru berdiri, tidak dapat menghentikan peredaran mata uang Jepang tersebut,
sebab negara RI belum memiliki mata-uang baru
sebagai penggantinya. Maka dari itu, untuk sementara waktu pemerintah RI
menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu :
a.
mata-uang De Javasche
Bank;
b.
mata-uang pemerintah
Hindia Belanda;
c.
mata-uang pendudukan
Jepang.
` Pada
saat kesulitan ekonomi menghimpit bangsa Indonesia, tanggal 6 Maret 1946,
Panglima AFNEI yang baru, Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford mengumumkan
berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang diduduki Sekutu. Uang NICA ini
dimaksudkan sebagai pengganti uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun.
Pemerintah melalui Perdana Menteri Syahrir memproses tindakan tersebut. Karena
hal itu berarti pihak Sekutu telah melanggar persetujuan yang telah disepakati,
yakni selama belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia, tidak
akan ada mata uang baru.
Oleh karena itulah pada bulan
Oktober 1946 Pemerintah RI, juga melakukan hal yang sama yaitu mengeluarkan
uang kertas baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai pengganti uang
Jepang. Untuk melaksanakan koordinasi dalam pengurusan bidang ekonomi dan
keuangan, pemerintah membentuk Bank Negara Indonesia pada tanggal 1 November 1946.
Bank Negara ini semula adalah Yayasan Pusat Bank yang didirikan pada bulan Juli
1946 dan dipimpin oleh Margono Djojohadikusumo. Bank negara ini bertugas
mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing.
2. Adanya
blokade ekonomi, oleh Belanda (NICA). Blokade laut ini dimulai pada bulan
November 1945 ini, menutup pintu keluar-masuk perdagangan RI. Adapun alasan
pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah :
a. Untuk
mencegah dimasukkannya senjata dan peralatan militer ke Indonesia;
b. Mencegah
dikeluarkannya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing lainnya;
c. Melindungi
bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang bukan
Indonesia.
Akibat dari blokade ini barang-barang dagangan milik
pemerintah RI tidak dapat diekspor, sehingga banyak barang-barang ekspor yang
dibumihanguskan. Selain itu Indonesia menjadi kekurangan barang-barang impor
yang sangat dibutuhkan.
3.
Kas negara kosong,
pajak dan bea masuk sangat berkurang, sehingga pendapatan pemeritah semakin
tidak sebanding dengan pengeluarannya. Penghasilan pemerintah hanya bergantung
kepada produksi pertanian. Karena dukungan petani inilah pemerintah RI masih
bertahan, sekali pun keadaan ekonomi sangat buruk.
- Usaha Menembus Blokade Ekonomi
Usaha-usaha untuk
menembus blokade ekonomi yang dilakukan oleh pihak Belanda dilaksanakan oleh
pemerintah dengan berbagai cara, diantaranya sebagai berikut :
1. Diplomasi
Beras ke India
Usaha ini lebih
bersifat politis daripada ekonomis. Ketika terdengar berita bahwa rakyat India
sedang ditimpa bahaya kelaparan, pemerintah RI segera menyatakan kesediaannya
untuk membantu pemerintah India dengan mengirimkan 500.000 ton beras, dengan
harga sangat rendah. Pemerintah bersedia melakukan hal ini karena diperkirakan
pada musim panen tahun 1946 akan diperoleh surplus sebesar 200.000 sampai
400.000 ton.
Sebagai imbalannya pemerintah India
menjanjikan akan mengirimkan bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat
Indonesia. Keuntungan politik yang diperoleh oleh pemerintah RI adalah dalam
forum internasional India adalah negara Asia yang paling aktif membantu
perjuangan kemerdekaan RI.
2. Mengadakan
Hubungan Dagang Langsung ke Luar Negeri
Usaha untuk membuka
hubungan langsung ke luar negeri, dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak
swasta. Diantara usaha-usaha tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mengadakan
kontak hubungan dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen Inc.).
Usaha ini dirintis oleh BTC (Banking and Trading Corporation), suatu badan
perdagangan semi-pemerintah yang dipimpin oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo dan
Dr. Ong Eng Die. Dalam transaksi pertama pihak Amerika Serikat bersedia membeli
barang-barang ekspor dari Indonesia seperti gula, karet, teh, dan sebagainya.
Kapal Isbrantsen Inc. yang masuk ke pelabuhan Cirebon adalah kapalMartin
Behrmann yang mengangkut barang-barang pesanan RI dan akan memuat barang-barang
ekspor dari RI. Akan tetapi kapal itu dicegat oleh kapal Angkatan Laut Belanda
dan diseret ke pelabuhan Tanjung Priuk dan seluruh muatannya disita.
b. Menembus
blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Singapura dan Malaysia. Oleh
karena jarak perairan yang relatif dekat, maka usaha ini dilakukan dengan
perahu layar dan kapal motor cepat. Usaha ini secara sistimatis dilakukan sejak
tahun 1946 sampai dengan akhir masa Perang Kemerdekaan. Pelaksanaan penembusan
blokade ini dilakukan oleh Angkatan Laut RI dengan dibantu oleh pemerintah
daerah penghasil barang-barang ekspor.
Sejak
awal tahun 1947 pemerintah RI membentuk perwakilan resmi di Singapura yang
diberi nama Indonesia Office (Indoff). Secara resmi Indoff ini merupakan badan
yang memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri, namun secara rahasia
juga berusaha menembus blokade dan usaha perdagangan barter.
Kementerian
Pertahanan juga membentuk perwakilannya di luar negeri yang disebutKementerian
Pertahanan Usaha Luar Negeri (KPLULN) yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro.
Tugas pokok badan ini adalah membeli senjata dan perlengkapan Angkatan Perang.
Sebagai pelaksana upaya menembus blokade ini yang terkenal adalah John Lie,
O.P. Koesno, Ibrahim Saleh dan Chris Tampenawas. Selama tahun 1946 pelabuhan di
Sumatera hanya Belawan yang berhasil diduduki Belanda. Karena perairan di
Sumatera sangatlah luas, maka pihak Belanda tidak mampu melakukan pengawasan
secara ketat. Hasil-hasil dari Sumatera terutama karet yang berhasil
diselundupkan ke luar negeri, utamanya ke Singapura, mencapai jumlah puluhan
ribu ton. Selama tahun 1946 saja barang-barang yang diterima oleh Singapura
dari Sumatera seharga Straits $ 20.000.000,-. Sedangkan yang berasal dari Jawa
hanya Straits $ 1.000.000,-. Sebaliknya barang-barang yang dikirim ke Sumatera
dari Singapura seharga Straits $ 3.000.000,- dan dari Singapura ke Jawa seharga
Straits $ 2.000.000,-.
- Usaha-Usaha Mengatasi Kesulitan Ekonomi
Pada awal kemerdekaan
masih belum sempat melakukan perbaikan ekonomi secara baik. Baru mulai Pebruari
1946, pemerintah mulai memprakarsai usaha untuk memecahkan masalah-masalah
ekonomi yang mendesak. Upaya-upaya itu diantaranya sebagai berikut :
1. Pinjaman
Nasional
Program Pinjaman Nasional
ini dilaksanakan oleh Menteri Keuangan. lr. Surachman dengan persetujuan
BP-KNIP. Pinjaman Nasional akan dibayar kembali selama jangka waktu 40 tahun.
Besar pinjaman yang dilakukan pada bulan Juli 1946 sebesar Rp.
1.000.000.000,00. Pada tahun pertama berhasil dikumpulkan uang sejumlah Rp.
500.000.000,00. Sukses yang dicapai ini menunjukkan besarnya dukungan dan
kepercayaan rakyat kepada Pemerintah RI.
2. Konferensi
Ekonomi, Februari 1946
Konferensi ini dihadiri
oleh para cendekiawan, para gubernur dan para pejabat lainnya yang
bertanggungjawab langsung mengenai masalah ekonomi di Jawa. Konferensi ini
dipimpin oleh Menteri Kemakmuran, Ir. Darmawan Mangunkusumo. Tujuan konferensi
ini adalah untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah
ekonomi yang mendesak, seperti :
a. masalah
produksi dan distribusi makanan
Dalam masalah produksi
dan distribusi bahan makanan disepakati bahwa sistemautarki lokal sebagai
kelanjutan dari sistem ekonomi perang Jepang, secara berangsur-angsur akan dihapuskan
dan diganti dengan sistem desentralisasi.
b. masalah
sandang
Mengenai masalah
sandang disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan Rakyatdiganti dengan Badan
Persediaan dan Pembagian Makanan (PPBM) yang dipimpin oleh dr. Sudarsono dan
dibawah pengawasan Kementerian Kemakmuran. PPBM dapat dianggap sebagai awal
dari terbentuknya Badan Urusan Logistik (Bulog).
c. status
dan administrasi perkebunan-perkebunan
Mengenai masalah
penilaian kembali status dan administrasi perkebunan yang merupakan perusahaan
vital bagi RI, konferensi ini menyumbangkan beberapa pokok pikiran. Pada masa
Kabinet Sjahrir, persoalan status dan administrasi perkebunan ini dapat
diselesaikan. Semua perkebunan dikuasai oleh negara dengan sistem sentralisasi
di bawah pengawasan Kementerian Kemakmuran.
Konferensi Ekonomi
kedua diadakan di Solo pada tanggal 6 Mei 1946. Konferensi kedua ini membahas
masalah perekonomian yang lebih luas, seperti program ekonomi pemerintah,
masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi dan alokasi tenaga
manusia. Dalam konferensi ini Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta memberikan
saran-saran yang berkaitan dengan masalah rehabilitasi pabrik gula. Hal ini
disebabkan gula merupakan bahan ekspor yang penting, oleh karena itu
pengusahaannya harus dikuasai oleh negara. Hasil ekspor ini diharapkan dapat
dibelikan atau ditukar dengan barang-barang lainnya yang dibutuhkan RI.
Saran yang disampaikan
oleh Wakil Presiden ini dapat direalisasikan pada tanggal 21 Mei 1946 dengan
dibentuknya Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 3/1946. Peraturan tersebut disempurnakan melalui
Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1946, tanggal 6 Juni 1946 mengenai pembentukan
Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).
3. Pembentukan
Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) pada tanggal 19 Januari 1947
Pembentukan Badan ini
atas inisiatif Menteri Kemakmuran, dr. A.K. Gani. Badan ini merupakan badan
tetap yang bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2
sampai 3 tahun. Sesudah Badan Perancang ini bersidang, A.K. Gani mengumumkan
Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun. Untuk mendanai Rencana Pembangunan ini
terbuka baik bagi pemodal dalam negeri maupun bagi pemodal asing. Untuk
menampung dana pembangunan tersebut pemerintah akan membentuk Bank Pembangunan.
Pada bulan April 1947,
Badan Perancang ini diperluas menjadi Panitia Pemikir Siasat Ekonomi yang
dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Moh. Hatta, sedangkan A.K. Gani sebagai
wakilnya. Panitia ini bertugas mempelajari, mengumpulkan data dan memberikan
saran kepada pemerintah dalam merencanakan pembangunan ekonomi dan dalam rangka
melakukan perundingan dengan pihak Belanda.
Semua hasil pemikiran
ini belum berhasil dilaksanakan dengan baik, karena situasi politik dan militer
yang tidak memungkinkan. Agresi Militer Belanda mengakibatkan sebagian besar
daerah RI yang memiliki potensi ekonomi baik, jatuh ke tangan Belanda. Wilayah
RI tinggal beberapa keresidenan di Jawa dan Sumatera yang sebagian besar
tergolong sebagai daerah minus dan berpenduduk padat. Pecahnya Pemberontakan
PKI Madiun dan Agresi Militer Belanda II mengakibatkan kesulitan ekonomi
semakin memuncak.
4. Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang
(RERA) pada tahun 1948.
Program yang diprakarsai oleh Wakil
Presiden Drs. Moh. Hatta ini, dimaksudkan untuk mengurangi beban negara dalam
bidang ekonomi, disamping meningkatkan efesiensi. Rasionalisasi ini meliputi
penyempurnaan administrasi negara, Angkatan Perang dan aparat ekonomi. Sejumlah satuan Angkatan Perang dikurangi
secara dratis. Selanjutnya tenaga-tenaga bekas Angkatan Perang ini disalurkan
ke bidang-bidang produktif dan diurus oleh Kementerian Pembangunan dan Pemuda.
5. Rencana
Kasimo (Kasimo Plan)
Program ini disusun
oleh Menteri Urusan Bahan Makanan I.J. Kasimo. Pada dasarnya program ini berupa
Rencana Produksi Tiga Tahun, 1948-1950 mengenai usaha swasembada pangan dengan
beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Untuk mningkatkan produksi bahan
pangan dalam program ini, Kasimo menyarankan agar :
a.
menanami tanah-tanah
kosong di Sumatera timur seluas 281.277 ha
b.
di Jawa dilakkan
intensifikasi dengan menanam bibit unggul;
c.
pencegahan
penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi pangan;
d.
disetiap desa dibentuk
kebun-kebun bibit;
e.
tranmigrasi.
6. Persatuan
Tenaga Ekonomi (PTE)
Organisasi yang dipimpin B.R. Motik ini, bertujuan untuk
menggiatkan kembali partisipasi pengusaha swasta. Dengan dibentuknya PTE juga
diharapkan dapat dan melenyapkan individualisasi di kalangan organisasi
pedagang sehingga dapat memperkokoh ketahanan ekonomi bangsa Indonesia.
Pemerintah menganjurkan agar pemerintah daerah usaha-usaha yang dilakukan oleh
PTE. Akan tetapi nampaknya PTE tidak dapat berjalan dengan baik. PTE hanya
mampu mendirikan Bank PTE di Yogyakarta dengan modal awal Rp. 5.000.000. Kegiatan
PTE semakin mundur akibat dari Agresi Militer Belanda.
Selain PTE perdagangan
swasta lainnya yang juga membantu usaha ekonomi pemerintah adalah Banking and
Trading Corporation (Perseroan Bank dan Perdagangan).
BAB
III
PENUTUP
Pada
awal berdirinya Republik Indonesia keadaan ekonomi Indonesia sangat kacau. Hal
ini disebabkan oleh semakin tingginya
inflasi, adanya blokade ekonomi oleh Belanda, dan kas negara yang kosong, pajak
dan bea masuk sangat berkurang. Pemerintah
melakukan usaha-usaha untuk menembus blokade
ekonomi yang dilakukan oleh pihak Belanda dengan
berbagai cara seperti diplomasi beras ke India, mengadakan hubungan dagang
langsung ke luar negeri. Seiring berjalannya waktu kondisi Indonesi di bidang
ekonomi mulai membaik dan berkembang menjadi negara yang memiliki kesejahteraan
ekonomi yang lebih baik.
Sangat membantu. Thanks
BalasHapusthx
BalasHapusPenguji ..... jayachandra fadhlan
BalasHapusNegara ...... Indonesia
W / S ......... + 62 821-3272-6591
Facebook ..... jayachandra fadhlan
email ...... (jayachandrafadhlan@gmail.com)
Nama saya jayachandra fadhlan,
dari Indonesia Saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, ada begitu banyak pemberi pinjaman di sini untuk mempercayai orang. Terima kasih atas hasil kerja keras Anda, saya meminta pinjaman untuk sekitar Rp900.000.000 wanita di Malaysia dan saya kehilangan sekitar 29 juta tanpa mengambil pinjaman, saya membayar hampir 29 juta tetap saya tidak mendapatkan pinjaman dan bisnis saya tentang menjadi buruk karena hutang. Ketika saya mencari perusahaan pinjaman yang dapat diandalkan, saya melihat iklan online lainnya dan nama perusahaan tersebut adalah PERUSAHAAN PINJAMAN EKSOTIK. Saya kehilangan 15 juta bersama mereka dan sampai hari ini, saya belum pernah menerima pinjaman yang saya usulkan. Teman baik saya yang disetujui oleh pinjaman juga menerima pinjaman, memperkenalkan saya ke perusahaan yang dapat dipercaya di mana MRS. KARINA bekerja sebagai manajer cabang, dan saya meminta pinjaman sebesar Rp900.000.000 dan mereka meminta kredensial saya, dan setelah itu mereka selesai meminta persetujuan saya, pinjaman yang disetujui untuk saya dan saya pikir itu hanya diperbolehkan, dan memungkinkan ini membuat saya kehilangan uang, tetapi saya terpana. Ketika saya mendapatkan pinjaman saya dalam waktu kurang dari 24 jam dengan bunga 2% tanpa jaminan. Saya sangat senang karena ALLAH menggunakan teman saya yang menghubungi mereka dan memperkenalkan saya kepada mereka dan karena saya selamat membuat bisnis saya melambung tinggi di udara dan dilikuidasi dan sekarang bisnis saya terbang tinggi di Indonesia dan tidak ada yang akan mengatakannya. membahas tentang mode perusahaan. Jadi saya membutuhkan semua orang yang tinggal di Indonesia dan negara lain membutuhkan pinjaman untuk satu tujuan atau lain untuk membeli MRS. KARINA melalui email: (karinarolandloancompany@gmail.com) atau hanya whatsapp +1(585)708-3478 .... Anda masih dapat menghubungi saya jika Anda meminta informasi lebih lanjut melalui email: (jayachandrafadhlan@gmail.com) atau whatsapp + 62 821-3272-6591, Terima kasih lagi untuk membaca kesaksian saya, dan semoga ALLAH terus memberkati kita dan memberi kita umur panjang dan kemakmuran.
Perusahaan ..... Karina Elena Roland perusahaan pinjaman
W / S .......... + 1 (585) -708-3478
Facebook .... Elena karina Roland
email ......... (karinarolandloancompany@gmail.com)
Thank you to you, this is very help for make article about history
BalasHapusterima kasih untuk makalahnya
BalasHapus